Shalat Rebo Wekasan tidak memiliki dasar nash yang jelas dalam Islam, sehingga jika diniatkan secara khusus, seperti "shalat Shafar" atau "shalat Rebo Wekasan," dianggap tidak sah dan haram menurut kaidah, "Hukum asal dalam ibadah apabila tidak dianjurkan, maka tidak sah."
Ada perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang shalat Rebo Wekasan jika diniatkan sebagai shalat sunah mutlak.
Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari mengharamkannya karena menurut beliau, anjuran shalat sunah mutlak berdasarkan hadits shahih hanya berlaku untuk shalat yang disyariatkan.
Sementara itu, Syekh Abdul Hamid bin Muhammad Quds al-Maki membolehkan shalat ini dengan syarat diniatkan sebagai shalat sunah mutlak.
Berikut ini tata cara shalat Rebo Wekasan:
1. Niat shalat sunnah mutlak dua rakaat
أُصَلِّي سُنَّةً رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatan rak'ataini lillâhi ta'âla Artinya, "Saya niat shalat sunnah dua rakaat karena Allah ta'ala."
2. Setelah membaca al-Fatihah, baca Surat Al-Kautsar 17 kali, Al-Ikhlas 5 kali, Al-Falaq dan An-Nas sekali setiap rakaat.
3. Lakukan shalat sebagaimana biasanya dua rakaat.
4. Setelah salam, membaca doa.
5. Shalat sunnah mutlak dua rakaat ini dilakukan dua kali.
Pelaksanaan shalat ini sebagai bentuk taqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah swt agar dijaga dari segala bahaya selama setahun.
Do'a Tolak Bala'
Imam ad Dairabi (ad-Dairabi, Mujarrabat ad-Dairabi, [Beirut: Maktabah Tsaqafiyyah, tt.] halaman. 79).
Referensi:
1. Syekh Sulaiman al-Bujairimi, Tuhfatul Habib Hasyiyah 'alal Iqna'
2. Syekh Abu Bakr bin Syatha, l'anatuth Thalibin
3. KH. Hasyim Asy'ari, dikutip dari Kumpulan Hasil Bahtsul Masail PWNU Jawa Timur
4. Syekh Abdul Hamid bin Muhammad Quds al-Maki, Kanzun Najah was Surur
5. Syekh Ibnu Khatiruddin al-Athar, Al-Jawahir al-Khams
Sumber:
https://nu.or.id/syariah/hukum-shalat-re bo-wekasan-dalam-islam-3X311
Posting Komentar